Judul: Batu Sisyphus dalam Hidupku
Pagi selalu datang dengan tuntutan yang sama. Seperti Sisyphus yang dikutuk oleh para dewa untuk mendorong batu ke puncak hanya untuk melihatnya menggelinding kembali, aku menjalani hari-hari penuh tantangan tanpa akhir. Hidup adalah siklus yang berulang: bangun, bekerja, berjuang, jatuh, dan mengulanginya lagi esok hari.
Aku pernah menjadi korban bully, anak kecil yang selalu dipermainkan oleh teman-teman sekolah. Kata-kata mereka tajam seperti pisau, meninggalkan luka yang tak terlihat namun perihnya lebih dari pukulan. Aku tumbuh dengan luka itu, namun aku tidak mau dikalahkan.
Lalu aku mencoba menulis puisi, berharap kata-kata bisa menjadi pelarian dan pelampiasan. Tapi kenyataan berkata lain, tak ada yang peduli pada sajak-sajak sendu seorang pemuda yang tengah mencari makna hidup. Hidup menamparku dengan realitas, bahwa romantisme dan seni tak selalu membawa roti ke meja makan.
Aku lalu mencoba menjadi pengojek, menantang panas dan hujan demi rupiah yang kadang terlalu sedikit untuk menghidupi hari esok. Aku mengantar orang ke tempat tujuan mereka, sementara aku sendiri tersesat dalam pencarian jalan hidupku.
Tak cukup sampai di situ, aku bahkan pernah menjadi pemimpin. Aku berdiri di hadapan orang-orang, berbicara dengan suara yang ku paksakan untuk terdengar meyakinkan. Tapi dunia politik dan kepemimpinan bukan hanya soal berbicara dan memberi harapan. Itu adalah permainan yang kejam, penuh kepentingan yang saling bertabrakan. Pada akhirnya, aku hanya pion yang tersingkir dari papan catur kekuasaan.
Semua sudah kucoba, semua sudah kulewati, tetapi di dalam semua itu, aku tetap merasa hidup dalam keterlenaan. Aku berjuang setiap hari, namun pertanyaannya, untuk apa? Jika akhirnya batu yang kudorong selalu jatuh kembali ke dasar, lalu di mana ujungnya?
Namun di antara segala kelelahan ini, aku sadar satu hal: aku masih bertahan. Mungkin hidup ini memang seperti hukuman Sisyphus, tetapi bukan berarti aku tidak bisa menemukan makna di dalamnya. Selama aku masih bisa bangun dan mendorong batu itu sekali lagi, aku masih hidup. Dan mungkin, di suatu titik, aku akan menemukan cara agar batu itu tetap berada di puncak.
By ..Mk.
Posting Komentar