Pendidikan Bukan Sebuah Kesuksesan.
Suatu desa hiduplah seorang leleki parkasa, ia adakah lelaki yang dihormati satu desa itu, pekerjaan sih lelaki adalah menebang pohan besar dengan kampak besih miliknya. dengan pekerjan itu otot sih lelaki semakin hari semaki kuat. ia ditakuti oleh penjahat penjahat yang berkeliaran desa itu.
Suatu hari lelaki itu berjalan-jalan di Dermaga Aikai wisermeren (Paniai), seiring berjalanya waktu ia merasa dari kejahun ada yanag memandang lelaki itu. ia menole dan melihatnya ternyata seorang gadis bernama Lena Teman kelas SMP 12 Tahun yang lalu.
Lena baru saja selesai pendidikan S2 di Manado datang ke kampung untuk melamar penkerjaan. dalam hati Lena “aduh lelaki ini sudah berubah eee” tatapan lelaki itu menjadi teringat cintah lena semasa SMP, beberapa menit berlalu lalui bersama dalam begitu waktu yang cepat Lena naik mobil blakos tujuanya untuk pulang ke rumah.
Lelaki itu pun naik dalam mobil blakos itu, mereka menguasi dengan leluasa, seorang sopir sibuk dengan menyetirnya, tak terasa waktu meraka sampai Di Pertikan Terminal Moaneee
Sebelum turun dari mobil blakos itu tatapan Lena yang tajam lena menyatakan sesuatu pada lelaki tu “kamu ada piara babi dirumah ka ”? kebetualan di desa itu ia dipandang sebagaai orang terkaya dengan hasil jualan babi-babi miliknya. lelaki itu benjawab “anda butuh berapa ekor”? “lena dua ekor saja untuk doa kesuksesan S2 saya di Dari Manado”. “iya lena nati saya kirim anabuah ku untuk mengantar apa yang kau butuhkan.
Dua hari kemudian lena krim surat undang kepada lelaki itu untuk hadir di pesta kesuksesan S2 di Manado, begitu hari tiba, lelaki itu seperti biasa tidak rapi, tidak mandi apa lagi rambutnya yang gimbal membuat semua oran mentap ke dia, leaki itu diam dan duduk di kursi yang paling belang untuk menyaksiakn acara berlangsung tersebut.
Begitu cepatnta bergulirnya waktu acara tersebut saampai di kesaan pesan penyampaian oleh lena kepada keluargan,kerabat para donatur yang membantu pendidikan lena pun telah selesai.
Lena begitu penuh kesedihan memandang ke belakan ia menemukan seorang lelaki yang pernah satu cintah semasa bangku, air mata lena turun mebasahi bibir yang dihiasi lipstick,lena menyampaikan kesan pesan yang terahir untuk lelaki itu ,
“lena aku mempejuangkan demi mengejar cita cita setinggi langgit, sarjana yanf selesai dengan indeks perestasi yang memuaskan , ternya reslitas yang terjadi di sekarang SK Setinggi lagit, Ijasa bermodel menjadi kertas putih yang tidak berguna sehingga, saya bangga kepada teman kelas Waktu SMP 12 tahun yang lalu kelur untuk tinggal dirumah dengan adanya latar belakang orang tua yang begitu tidak mendukung sekarang ia menjadi lelaki yang dipandang dengan hasil piaraan babi menjadi (Tonowi) kaya.
Akhiri kata dari saya menyampaikan pendidikan bukan jalan kesuksesan, pendidkan juga membuat orang tua saya mejadi budak selama 12 Tahun semasa saya menempu pendidikan di tanah Manado dan sistim pendidikan ini membuat saya nmenjadi bodoh .
Kedua kali saya apresiasi kepada lelaki kampung yang diamana menghasilkan uang dengan hasil keringat sendiri menjdi (Tonowi) kaya .
Lelaki itu menambil micropone dan berkata kepada lena “ sejak kamu meningalkan saya di sini harapan besar yang timbul di dalam kalbu ku hanyalah satu dengan harapan itu saya menunggu 12 Tahun hingga kini, lena apaka kau menjadi istri ku “ lena menjawa biarpun saya menyelesaikan Pendidikan S2 saya siap menjadi istrimu dan menjadi rumah tanggah dalam keluarga kita
Satu minggu berlalu lena dengan lelaki itu menikah, mereka hidup apa adanya dalam keluarga mereka selalu ada bahahia.
Kutipan diatas memberikan kita kesadaran bahwa, jangan membandingkan antara sesama mu dengan jabatan mu.
Sebab kehedak MahaEsa beda pada setiap Netisen.
"Pena Gemoput""
Posting Komentar