SEPERTI HUJAN YANG TAK JADI TURUNG.


Sore itu langit terlihat mendung. Angin laut berhembus pelan, membawa udara lembap seperti akan hujan Seketika ku duduk di pantai Naikere. Tapi hujan tak turun. Sama seperti perasaanku padamu selalu ingin disampaikan, tapi tak pernah sampai.

Aku pernah hampir menyebut namamu, saat malam terlalu sunyi dan aku tak bisa tidur. Tapi lidahku seolah berat, seperti ada yang patah di tenggorokan. Seperti doa yang lupa arah . Mungkin karena kau begitu dekat dengan luka lama. Atau karena kau terlalu mirip dengan harapan yang seringkali datang hanya untuk pergi lagi.

Kau pernah muncul dalam mimpiku. Padahal aku tak pernah meminta. Sejak itu, aku mulai menyimpan perasaan ini dalam-dalam. Bahkan aku sendiri tak tahu di mana tepatnya. Rasanya seperti menyimpan rahasia di hati yang tak bisa dibuka siapa pun.

Kau adalah kata-kata yang tak pernah selesai aku tulis. Kalimat yang tergantung. Titik-titik yang belum jadi cerita. Aku selalu ingin menatap matamu, tapi tak pernah benar-benar berani. Karena setiap kali mencoba, hatiku terasa runtuh. Seperti ada sesuatu yang hilang.

Kau datang tanpa banyak suara. Tapi kehadiranmu selalu tinggal lebih lama dari yang aku duga. Kadang aku ingin jujur, menulis surat padamu, atau mengatakannya langsung. Tentang bagaimana hidupku berubah sejak bertemu denganmu. Tentang bagaimana aku tidak benar-benar baik-baik saja setelah kau hadir. Tapi kata-kata itu selalu berubah menjadi ragu. Dan ragu membuatku diam.

Jadi, jika suatu hari kau merasa ada seseorang yang diam-diam mendoakanmu dari kejauhan, mungkin itu aku. Orang yang tak pernah kau sadari, tapi selalu ada. Seperti bayangan hujan yang tak jadi turun sunyi, tapi tak pernah pergi.

Aku masih duduk di beranda ini, menatap langit. Menunggu hujan yang tak datang. Sama seperti hatiku selalu menunggu, tapi tak pernah sampai.

Nabire 28/06/2025


2 Komentar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama